my cat


Minggu, 08 Maret 2015

Lirik Lagu Ebiet G. Ade - Elegi Esok Pagi + CHORD GITAR

Intro : D E A D A E
E A D A E
A      E     D          A
Izinkanlah kukecup kenigmu
D           A     Bm     E
Bukan hanya ada didalam angan
A      E      D         A
Esok pagi kau buka jendela
D           A    E              A  D
Kan kau dapati seikat kembang merah
A         E  D          A
Engkau tahu aku mulai bosan
D          A    Bm       E
Bercumbu dengan bayang-bayang
A         E  D         A
Bantulah aku temukan diri
D           A     E       A  A7
Manyambut pagi membuang sepi
D      E  A      D   Bm
Izinkanlah aku kenang
E          A   A7
sejenak perjalanan oh oh oh oh….
D       E  A         D Bm
Dan biarkan kumengerti
F#m            E     Bm D  E
Apa yang tersimpan dimatamu oh oh…….
A       E     D          A
Barangkali di tengah telaga
D        A    Bm       E
Ada tersisa butiran cinta
A       E    D         A
Dan semoga kerinduan ini
D             A     E       A
Bukan jadi mimpi di atas mimpi
D      E  A       D  Bm
Izinkanlah aku rindu
E         A    A7
Pada hitam rambutmu oh oh oh oh……
D       E   A        D   Bm
Dan biarkan ku bernyanyi
F#m         E    Bm D  E
Demi hati yang risau ini oh oh……
A       E     D          A
Barangkali di tengah telaga
D        A    Bm       E
Ada tersisa butiran cinta
A       E    D         A
Dan semoga kerinduan ini
D             A     E       A
Bukan jadi mimpi di atas mimpi

Senin, 10 November 2014

Laporan uji hedonik



I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengujian sensori (uji panel) berperan penting dalam pengembangan produk dengan meminimalkan resiko dalam pengambilan keputusan. Panelis dapat mengidentifikasi sifat-sifat sensori yang akan membantu untuk mendeskripsikan produk. Evaluasi sensori dapat digunakan untuk menilai adanya perubahan yang dikehendaki atau tidak dikehendaki dalam produk atau bahan-bahan formulasi, mengidentifikasi area untuk pengembangan, menentukan apakah optimasi telah diperoleh, mengevaluasi produk pesaing, mengamati perubahan yang terjadi selama proses atau penyimpanan, dan memberikan data yang diperlukan bagi promosi produk. Penerimaan dan kesukaan atau preferensi konsumen, serta korelasi antara pengukuran sensori dan kimia atau fisik dapat juga diperoleh dengan eveluasi sensori.
Penilaian dengan indra juga disebut Penilaian Organoleptik atau Penilaian Sensorik merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif. Penilaian dengan indra menjadi bidang ilmu setelah prosedur penilaian dibakukan, dirasionalkan, dihubungkan dengan penilaian secara obyektif, analisa data mejadi lebih sistematis, demikian pula metoda statistik digunakan dalam analisa serta pengambilan keputusan. Penilaian organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai mutu dalam industri pangan dan industri hasil pertanian lainnya. Kadang-kadang penilaian ini dapat memberi hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa hal penilaian dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif.
Pada saat ini telah tersedia berbagai metode analisa organoleptik.Para peneliti harus mengetahui dengan jelas keuntungan dan kerugian metode-metode tersebut. Pada pengujian analisis produk disini .yang digunakan adalah dengan cara uji hedonik. Uji hedonic merupakan pengujian yang paling banyak digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap produksi.Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik, misalnya sangat suka, suka, agak suka, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka dan lain-lain. Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang dikehendaki.
Pengujian ini dipakai untuk menguji reaksi konsumen terhadap suatu bahan atau mengetahui reaksi konsumen terhadap sampel yang diujikan. Dalam duniaekonomi,  konsumen adalah semua yang membeli dan menggunakan produk sesuai kebutuhan mereka. Seringkali seorang konsumen dapat menjadi sebuah organisasi atau intuisi daripada seseorang. Sehingga kenyamanan dan kesukaannya sangat perlu diperhatikan. Uji kesukaan pada praktikum ini menggunakan 3 sampel kecap merk berbeda. Hal ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap selera konsumen pada produk makanan yang diuji.

B.     Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara-cara melakukan uji hedonik untuk mengetahui tanggapan pribadi panelis tentang kesukaannya terhadap produk pangan yang disajikan dan untuk membandingkan kesukaan antar produk





II.                TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi sensori atau organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk pangan.Penerimaan konsumen terhadap suatu produk diawali dengan penilaiannya terhadap penampakan, flavor dan tekstur.Oleh karena pada akhirnya yang dituju adalah penerimaan konsumen, makauji organoleptik yang menggunakan panelis (pencicip yang telah terlatih) dianggap yang paling peka dan karenanya sering digunakan dalam menilai mutu berbagai jenis makanan untuk mengukur daya simpannya atau dengan kata lain untuk menentukan tanggal kadaluwarsa makanan. Pendekatan dengan penilaian organoleptik dianggap paling praktis lebih murah biayanya.
Evaluasi sensori merupakan analisis yang menggunakan manusia sebagai instrument. Salah satu uji sensori yang digunakan meluas adalah uji afektif  secara kuantitatif. Uji afektif bertujuan untuk menilai respon pribadi (kesukaan atau penerimaan) dari produk tertentu, atau karakteristik produk spesifik tertentu. Uji afektif kuantitatif dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu uji pemilihan/preferensi (preference) dan uji penerimaan (acceptance) berarti mengukur tingkat kesukaan terhadap suatu produk semetara uji preferensi menunjukan ekspresi dipilihnya satu produk yang menonjol dibandingkna dengan produk lain (Silvana, 2010).
Evaluasi sensori merupakan suatu metode yang dilakukan oleh manusia menggunakan panca indera manusia yaitu mata, hidung, mulut, tangan dan juga telinga. Melalui lima panca indera dasar ini, kita dapat menilai atribut sensori sesuatu produk seperti warna, rupa, bentuk, rasa, dan tekstur. Bidang penilaian sensori memerlukan subjek untuk menilai produk. Subjek ini kemudian disebut sebagai panelis, dan panelis dapat dibedakan menjadi panelis konsumen, panelis jenis konsumen, dan panelis laboratorium. Setiap pemakaian panelis sangat tergantung pada metode yang digunakan dalam sebuah penelitian.
Penilaian dengan indra juga disebut penilaian organoleptik atau penilaian sensori merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif. Penilaian dengan indra menjadi bidang ilmu setelah prosedur penilaian dibakukan, dirasionalkan, dan dihubungkan dengan penilaian secara obyektif. Analisa data mejadi lebih sistematis, demikian pula dengan metoda statistik yang digunakan dalam analisa serta pengambilan keputusan.
Uji organoleptik terhadap suatu makanan adalah penilaian dengan menggunakan alat indera, yaitu penglihatan, pengecap, pembau, dan pendengar. Adapun hasil uji organoleptik pada produk yang akan dinilai meliputi uji penampakan, bau, rasa dan tektur. Penampakan merupakan parameter oganoleptik yang penting karena merupakan sifat sensoris pertama dilihat oleh konsumen. Pada umumnya konsumen memilih makanan yang memiliki penampakan menarik. Bau merupakan daya tarik tersendiri dalam menentukan rasa enak dari produk suatu makanan. Dalam hal ini bau lebih banyak dipengaruhi oleh indra pencium. Umumnya bau yang dapat diterima oleh hidung dan otak lebih banyak merupakan campuran dari 4 macam bau yaitu harum, asam, tengik dan hangus.
Rasa merupakan faktor penentu daya terima konsumen terhadap produk pangan. Faktor rasa memegang peranan penting dalam pemilihan produk oleh konsumen. Rasa merupakan respon lidah terhadap rangsangan yang diberikan oleh suatu makanan. Pengindraan rasa terbagi menjadi empat rasa, yaitu manis, asin, pahit, dan asam. Konsumen akan memutuskan menerima atau menolak produk dengan empat rasa tersebut. Tekstur merupakan segala hal yang berhubungan dengan mekanik, rasa, sentuhan, penglihatan dan pendengaran yang meliputi penilaian terhadap kebasahan, kering, keras, halus, kasar, dan berminyak. Penilaian tekstur makanan dapat dilakukan dengan menggunakan jari, gigi, dan langit-langit. Faktor tekstur diantaranya adalah rabaan oleh tangan, keempukan dan mudah dikunyah.
Penilaian organoleptik yang disebut juga penilaian indera atau penilaian sensorik merupakan suatu cara penilaian yang sudah sangat lama dikenal dan masih sangat umum digunakan. Metode penilaian ini banyak digunakan karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Dalam beberapa hal penilaian dengan indera bahkan memeliki ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan alat ukur yang paling sensitif (Meilgaard et al,1999). Penerapan penilaian organoleptik pada prakteknya disebut uji organoleptik yang dilakukan dengan prosedur tertentu. Uji ini akan menghasilkan data yang penganalisisan selanjutnya menggunakan metode statistika (Kartika, 1992).
Uji organoleptik adalah cara mengukur , menilai atau menguji mutu komoditas dengan menggunakan kepekaan alat indera manusia, yaitu mata, hidung, mulut, dan ujung jari tangan. Uji organoleptik juga disebut pengukuran subjektif didasarkan pada respon subjektif manusia sebagai alat ukur (Soekarto,1990). Penilaian organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai mutu dalam industri pangan dan industri hasil pertanian lainnya. Penilaian ini terkadang dapat memberi hasil penilaian yang sangat teliti. Penilaian dengan indera dalam beberapa hal bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitive, salah satunya adalah uji hedonic (kesukaan). Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan respon berupa senang tidaknya terhadap sifatbahan yang diuji.
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan).  Selain itu panelis juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal “ suka “ dapat mempunyai skala hedonik seperti : amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu “ tidak suka “ dapat mempunyai skala hedonik seperti suka dan agak suka, terdapat tanggapannya yang disebut sebagai netral, yaitu bukan suka tetapi juga bukan tidak suka ( neither like nor dislike ).
Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang  dikehendakinya. Skala hedonik dapat juga diubah menjadi skala numerik dengan angka mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan data numeric ini dapat dilakukan analisis secara statistik. Penggunaan skala hedonik pada prakteknya dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. Sehingga uji hedonik sering digunakan untuk menilai secara organoleptik terhadap komoditas sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan untuk menilai produk akhir (Soewarno,1981). Skala hedonik berbeda dengan skala kategori lain dan responnyadiharapkan tidak monoton dengan bertambah besarnya karakteristik fisik, namun menunjukkan suatu puncak ( preferency maximum ) di atas dan rating yang menurun (Rahardjo 1998)

Kecap
Kecap adalah produk cair yang diperoleh dari hasil fermentasi dan atau cara kimia (hidrolisis) kacang kedelai (Glycine max L.) dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. Kecap merupakan salah satu bentuk pangan tradisional dari kedelai. Kecap telah terkenal di Negara Asia sejak lebih dari seribu tahun yang lalu. Kecap berasal dari Cina dan dikenal di berbagai Negara dengan nama yang berbeda-beda, misalnya shoyu di Jepang, chiang-yu di Cina, kan jang di Korea, dan di Indonesia disebut dengan kecap.
Kecap merupakan produk fermentasi kedelai yang digunakan sebagai bahan penyedap dan pemberi warna pada makanan. Untuk bahan baku kecap, disukai kedelai berbiji hitam karena dapat memberi warna hitam alami pada produknya (Damardjati et al. 1996). Warna khas dari kecap adalah coklat kehitaman. Warna ini diperoleh dari kedelai hitam yang digunakan sebagai bahan baku, kluwak, gula kelapa, gula pasir yang dipanaskan sehingga membentuk karamel, dan reaksi browning yang terjadi pada saat penjemuran. Kecap yang berkualitas baik memenuhi beberapa kriteria, yaitu dalam hal kadar protein, cita rasa, kekentalan, warna, daya tahan dan endapan. Semakin tinggi kadar proteinnya maka semakin tinggi kualitas kecap tersebut. Kadar protein berkaitan erat dengan kandungan unsur N (Nitrogen) dalam bahan baku kecap. Cita rasa dan aroma kecap hanya dapat diperoleh dari proses pembuatan secara tradisional yaitu, fermentasi
Kecap adalah produk cair yang diperoleh dari hasil fermentasi dan atau cara kimia (hidrolisis) kacang kedelai (Glycine max L.) dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. kecap manis merupakan produk olahan yang teksturnya kental, berwarna coklat kehitaman, dan digunakan sebagai penyedap makanan. Tingginya kadar gula dan viskositas yang tinggi pada kecap manis ini disebabkan adanya penambahan gula dalam proses pembuatannya. Sebagian besar kecap menunjukkan adanya perbedaan kandungan gula, kandungan asam, dan konsentrasi asam amino yang berhubungan dengan perlakuan fermentasi. Komponen terbesar kecap manis adalah karbohidrat, terutama sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Kecap manis memiliki kandungan asam amino cukup tinggi, karena kecap manis terbuat dari kacang kedelai yang memiliki kandungan protein yang tinggi.



III.             METODE PRAKTIKUM

A.    Alat dan Bahan
Alat :
-             Cup plastik kecil
-             Sedotan plastik kecil
-             Label
-             Alat tulis
Bahan :
-             Kecap Manis
-             Air mineral

B.     Prosedur Kerja
Alat dan bahan disiapkan
Diberi kode masing-masingsampel dengan tiga digit angka yang berbeda
Sampel dimasukkan dalam cup plastik kecil
 







Diuji oleh panelis, pasangan sampel disajikan bersamaan
Dilakukan analisis data
Panelis diminta menilai sampel sesuai dengan kesukaan
 











IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
1.      Data Pengamatan
-          Warna
No
Panelis
Warna
Jumlah
526
194
485
1
P1
2
4
5
11
2
P2
4
5
4
13
3
P3
3
3
4
10
4
P4
3
2
2
7
5
P5
3
3
4
10
6
P6
1
3
4
8
7
P7
2
4
4
10
8
P8
3
4
4
11
9
P9
4
4
5
13
10
P10
3
4
5
12
11
P11
2
3
4
9
12
P12
3
3
4
10
13
P13
3
1
4
8
14
P14
3
3
4
10
15
P15
3
3
4
10
16
P16
5
5
5
15
17
P17
3
4
4
11
18
P18
3
4
3
10
19
P19
4
5
5
14
20
P20
3
4
4
11
Total
60
71
82
213
Rata-rata
3
3,55
4,1
10,65

-          Aroma
No
Panelis
Aroma
Jumlah
526
194
485
1
P1
4
2
4
10
2
P2
4
5
3
12
3
P3
3
5
4
12
4
P4
4
3
2
9
5
P5
3
3
4
10
6
P6
2
3
4
9
7
P7
2
3
2
7
8
P8
2
2
4
8
9
P9
5
4
3
12
10
P10
5
4
3
12
11
P11
5
3
4
12
12
P12
2
2
3
7
13
P13
2
3
5
10
14
P14
4
4
3
11
15
P15
3
4
4
11
16
P16
4
3
3
10
17
P17
3
3
4
10
18
P18
3
4
3
10
19
P19
4
3
4
11
20
P20
4
4
4
12
Total
68
67
70
205
Rata-rata
3,4
3,35
3,5
10,25

-          Rasa
No
Panelis
Rasa
Jumlah
526
194
485
1
P1
2
4
4
10
2
P2
3
5
4
12
3
P3
4
4
4
12
4
P4
4
3
2
9
5
P5
4
2
4
10
6
P6
1
2
4
7
7
P7
3
2
3
8
8
P8
2
1
2
5
9
P9
4
4
3
11
10
P10
2
3
4
9
11
P11
1
4
5
10
12
P12
4
3
4
11
13
P13
2
3
4
9
14
P14
4
4
5
13
15
P15
3
4
4
11
16
P16
3
4
3
10
17
P17
4
2
3
9
18
P18
4
2
3
9
19
P19
3
3
5
11
20
P20
3
2
4
9
Total
60
61
74
195
Rata-rata
3
3,05
3,7
9,75
Keterangan :
Kode Sampel
485      = Kecap ABC
526      = Kecap Bango
194      = Kecap Sedap
Skor

1                    = Tidak Suka
2                    = Agak Suka
3                    = Sedikit Suka
4                    = Suka
5                    = Sangat Suka

2.      Perhitungan
-          Warna
Kecap 526 =     = 3
Kecap 194 =    = 3,55
Kecap 485 =    = 4,1
-          Aroma
Kecap 526 =    = 3,4
Kecap 194 =    = 3,35
Kecap 485 =    = 3,5
-          Rasa
Kecap 526 =    = 3
Kecap 194 =    = 3,05
Kecap 485 =    = 3,7

B.     Pembahasan
Pengujian organoleptik mempunyai macam-macam cara. Cara-carapengujian itu dapat digolongkan dalam beberapa kelompok. Cara pengujian yangpaling popular adalah kelompok pengujian pembedaan (difference test  ) dankelompok pengujian pemilihan ( preference test ). Kelompok uji penerimaan juga disebut acceptance tests atau  preferencetests. Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat ataukualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenangi. Jika pada uji pembedaan panelis mengemukakan kesan akan adanya perbedaan tanpa disertaikesan senang atau tidak, maka pada uji penerimaan panelis mengemukakan tanggapan pribadi yaitu kesan yang berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensorik atau kualitas yang dinilai. Jadi, uji penerimaan lebih subjektif daripada uji pembedaan (Soekarto 1985).
Salah satu uji sensoris yang sering dilakukan adalah uji kesukaan (hedonic). Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan responnya yang berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji.Pengujian ini umumnya digunakan untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu bahan. Oleh karena itu panelis sebaiknya diambil dalam jumlah besar, yang mewakili populasi masyarakat tertentu. Skala nilai yang digunakan dapat berupanilai numerik dengan keterangan verbalnya, atau keterangan verbalnya saja dengan kolom yang dapat diberi tanda oleh panelis. Skala nilai dapat dinilai dalam arah vertikal atau horizontal (Kartika 1988).
Prinsip pada uji hedonik ini adalah panelis diminta untuk mencoba suatu produk tertentu, kemudian setelah itu panelis diminta untuk memberikan tanggapan dan penilaian atas produk yang baru dicoba tersebut tanpa membandingkannya dengan yang lain.Sedangkan secara umum, Tujuan dari uji hedonic ini adalah  untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk dan untuk menilai komoditi jenis atau produk pengembangan secara organoleptik(Michael J.Gibney,dkk. 2009).
Pada praktikum uji hedonik, panelis disediakan tiga sampel kecap manis dengan merk yang berbeda. Kemudian panelis menganalisis ketiga sampel kecap manis tersebut dan memberikan penilaian terhadap rasa suka atau ketidaksukaannya dengan menggunakan skala hedonik berupa skala numerik sesuai tingkatan kesukaan. Skala hedonik yang digunakan adalah : (1) tidak suka ;(2) agak suka;(3) sedikit suka;(4) suka, dan (5) sangat suka.Setiap panelis diberi sampel tiga macam kecap dengan merk yang berbeda.  Sampel yang diberikan kepada panelis bertuliskan kode sampel yang berbeda. Sampel berkode 435 untuk kecap merk ABC, kode 526 untuk kecap merk Bango, dan kode 194 untuk kecap merk Sedap. Dalam uji hedonik ini menggunakan panelis semi terlatih sebanyak 20 orang. Atribut sensori yang diamati pada pengujian ini meliputi warna, aroma, dan rasa kecap manis.

Warna
Uji hedonik kecap untuk parameter warna, berdasarkan pada data yang diperoleh diketahui bahwa  panelis menyukai sampel 485 (kecap merk ABC) dengan jumlah penilaian 82 dengan rata-rata 4.1 , sampel 194 (kecap merk Sedap)  dengan jumlah penilaian 71 dengan rata-rata 3.55 , dan sampel kecap 526 (kecap merk Bango) dengan jumlah penilaian 60 dengan rata-rata 3. Dari hasil penilaian, dapat dilihat bahwa sampel 485 (kecap merk ABC)
lebih disukai dibandingkan sampel 194 (kecap merk Sedap) dan sampel 526 (kecap merk Bango) dari segi parameter warnanya.
Aroma
Uji hedonik kecap untuk parameter aroma, berdasarkan pada data yang diperoleh diketahui bahwa  panelis menyukai sampel 485 (kecap merk ABC) dengan jumlah penilaian 70 dengan rata-rata 3.5, sampel 194 (kecap merk Sedap)  dengan jumlah penilaian 67 dengan rata-rata 3.35 , dan sampel kecap 526 (kecap merk Bango) dengan jumlah penilaian 68 dengan rata-rata 3.4. Dari hasil penilaian, dapat dilihat bahwa sampel 485 (kecap merk ABC)
lebih disukai dibandingkan sampel 194 (kecap merk Sedap) dan sampel 526 (kecap merk Bango) dari segi parameter aromanya.
Rasa
Uji hedonik roti untuk parameter rasa, berdasarkan pada data yang diperoleh diketahui bahwa  panelis menyukai sampel 485 (kecap merk ABC) dengan jumlah penilaian 74 dengan rata-rata 3.7, sampel 194 (kecap merk Sedap)  dengan jumlah penilaian 61 dengan rata-rata 3.05, dan sampel kecap 526 (kecap merk Bango) dengan jumlah penilaian 60 dengan rata-rata 3. Dari hasil penilaian, dapat dilihat bahwa sampel 485 (kecap merk ABC)
lebih disukai dibandingkan sampel 194 (kecap merk Sedap) dan sampel 526 (kecap merk Bango) dari segi parameter rasanya.





V.                KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Cara uji hedonik adalah dengan meminta tanggapan pribadi panelis tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan) atas sampel yang diuji.  Selain itu panelis juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Skala nilai yang digunakan dapat berupa nilai numerik dengan keterangan verbalnya, atau keterangan verbalnya saja dengan kolom yang dapat diberi tanda oleh panelis. Skala nilai dapat dinilai dalam arah vertikal atau horizontal.
Prinsip pada uji hedonik adalah panelis diminta untuk mencoba suatu produk tertentu, kemudian setelah itu panelis diminta untuk memberikan tanggapan dan penilaian atas produk yang baru dicoba tersebut.
Dari pengujian tiga jenis kecap yang telah dilakukan dengan uji hedonik diketahui bahwa kecap 485 (kecap merk ABC) lebih disukai panelis dibandingkan dengan kecap 194 (kecap merk Sedap) dan kecap 526 (kecap merk Bango) dari segi atribut sensori warna, aroma, dan rasa kecap.

B.     Saran
Pada saat praktikum evaluasi sensori sebaiknya dilakukan dengan melakukan pengujian panelis ditempat yang tidak terlalu dekat dengan panelis lain yang sedang menguji apabila tidak ada bilik atau sekat antar panelis serta pada saat pengujian, panelis yang menunggu giliran menguji tidak berada didekat panelis yang sedang menguji karena hal-hal tersebut bisa mempengaruhi hasil pengujian yang dilakukan panelis.

DAFTAR PUSTAKA

Damardjati, D.S., S. Widowati, and H. Taslim. 1996. “Soybean processing and utilization in Indonesia”. Indon. Agric. Res. Dev. J. 18 (1): 13−25.
Meilgaard, M.; Civille and Carr.1999. Sensory Evaluation Techniques. 3rd edition. Washington, D.C : CRC Press.
Michael J.Gibney. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC
Kartika,B.1992. Petunjuk Evaluasi Sensori Hasil Industri Produk Pangan. Pav. Yogyakarta: Pangan dan Gizi.
Kartika B.1988.Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi, Universitas Gajah Mada.
Rahardjo.1998.Uji Inderawi.Purwokerto:Universitas Jenderal Soedirman.
Silvana, D Harikedua.2010. “Efek Penambahan Ekstrak Air Jahe (Zingiber officinale Roscoe) dan Penyimpanan Dingin terhadap Mutu Sensori Ikan Tuna (Thunnus albacores)”.Jurnal Perikanan dan Kelautan, vol.VI no.1 :34-40
Soekarto. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Jakarta: Bhatara Aksara.
Soekarto. 1990. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Jakarta: Bhatara Aksara.
Soewarno,T.Soekarto. 1981. Penilaian Organoleptik, Pusat Pengembangan Teknologi Pangan (Pusbangtepa). Bogor : IPB