Pemanfaatan Teknologi Informasi
pada
Bidang Pertanian
Dalam “World Summit
on the Information Society five years on: Information and communications
Technology for Inclusive Development” (ESCAP 2008) dinyatakan bahwa wilayah
Asia-Pacific menghadapi berbagai tantangan dalam menghadapi target tujuan
pembangunan pada millennium pertama (antara 1990 dan 2015), sejumlah penduduk
menderita karena kelaparan. Keberlanjutan pertanian dan keamanan pangan
terancam oleh rendahnya hasil pertanian, miskinnya pengelolaan sumber daya
tanah dan air, serta pendidikan tenaga kerja bidang pertanian yang berada di
bawah standar. Kondisi penduduk tersebut juga sangat rentan terhadap bencana,
seperti kekeringan, banjir, gempa bumi dan tanah longsor. Teknologi informasi
dan komunikasi dapat diterapkan dalam mendukung manajemen sumber daya,
pemasaran, penyuluhan dan mengurangi resiko kehancuran untuk membantu
meningkatkan produksi pangan dan mengurangi ancaman terhadap ketahanan
pangan.
Perkembangan
di bidang TIK dari masa ke masa sangat pesat dan perannya dalam kehidupan
manusia dapat dirasakan dalam berbagai bidang kegiatan kehidupan manusia, baik
secara individu ataupun kelompok (organisasi atau perusahaan). Dalam bidang
pertanian saat ini juga kerap menggunakan TIK sebagai media pengembangan
pertanian misalnya menggunakan program tertentu untuk menggambar peta wilayah
penyebaran penyakit tanaman dan penggunaan lahan. Pada pertanian besar,
pemupukan dapat dilakukan oleh pesawat terbang yang dilengkapi dengan kamera.
Dari kamera, diperoleh masukan keadaan tanah yang kemudian dianalisis oleh
komputer untuk mengetahui kadar air dan mineral yang terkandung di dalamnya.
Sehingga, banyaknya pupuk yang harus disemprotkan ke ladang pertanian dapat
ditentukan.
Jaringan informasi untuk petani dilakukan dengan kerja sama antar daerah, khususnya yang memiliki sentra-sentra pertanian. Kenapa?Agar terhindar dari masalah persediaan berlimpah mengingat beberapa daerah menghasilkan komoditi pertanian yang relatif sama. Kerja sama melalui jaringan informasi diharapkan pula sebagai media untuk saling berbagi pengalaman.
Jaringan informasi untuk petani dilakukan dengan kerja sama antar daerah, khususnya yang memiliki sentra-sentra pertanian. Kenapa?Agar terhindar dari masalah persediaan berlimpah mengingat beberapa daerah menghasilkan komoditi pertanian yang relatif sama. Kerja sama melalui jaringan informasi diharapkan pula sebagai media untuk saling berbagi pengalaman.
Bagaimana
mungkin kita dapat mengimplementasikan teknologi informasi dalam bidang
pertanian bila para petani tidak diberikan pembelajaran melalui workshop
mengenai teknologi informasi. Walaupun hal itu bukan hal yang mudah karena hal
ini menyangkut banyak faktor dan salah satunya rendahnya pendidikan petani
kita. Hal yang perlu dilakukan memberikan pemahaman tentang pentingnya
teknologi informasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan taraf
kesejahteraan para petani kita. Sikap minimal yang diharapkan adalah tidak
melakukan penolakan terhadap teknologi informasi. Pemahaman seperti itu harus
dilakukan secara bertahap dimana mereka betul-betul merasakan manfaat dari
teknologi ini. Termasuk perhatian yang besar dari pemerintah sebagai itikad
baik untuk berusaha memajukan sektor pertanian Indonesia.
Dunia pertanian
pada zaman sekarang bergantung pada teknologi informasi baik dalam bentuk
apapun. Petani Indonesia membutuhkan informasi yang berkaitan dengan dunia
pertanian. Informasi-informasi tersebut dapat di peroleh dengan mudahnya pada
era informasi ini melalui media-media yang sudah tersebar di masyarakat luas.
Informasi-informasi hasil penelitian dan inovasi dalam bidang pertanian membantu
upaya peningkatan produksi komoditas pertanian, sehingga tercapailah
pembangunan pertanian yang diharapkan. Informasi dan pengetahuan tentang
pertanian akan menjadi pemicu dalam menciptakan peluang untuk pembangunan
pertanian dan ekonomi sehingga terjadi pengurangan angka kemiskinan. Teknologi
informasi dan komunikasi membantu memberikan informasi yang relevan dan tepat
waktu sehingga memudahkan petani untuk mengambil keputusan dalam sebuah peluang
dan menghasilkan produk yang maksimal.
Permintaan terhadap produk-produk
pertanian tidak akan pernah berhenti selagi manusia masih membutuhkan pangan,
dan akan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin
meningkat pula.Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea sudah banyak petani-petani yang memasdarkan
hasil pertaniannya melalui internet. Mereka dapat memantau pemasaran melalui website yang khusus dibuat
untuk proses jual beli. Mereka dengan mudah memasarkan hasil pertaniannya ke
seluruh dunia dan biasa melakukan transaksi dengan cara transfer, maka sangat
canggih, praktis, dan tentunya lebih ekonomis, serta efisien. Tak hanya untuk
produksi. Ponsel, tanpa dukungan koneksi internet sekalipun, juga bisa
digunakan untuk memudahkan petani memasarkan hasil pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui
unit kerjanya mempunyai tugas dalam penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan
dan teknologi pertanian, dan mempunyai beberapa fungsi yang terkait pembangunan
pertanian yakni dalam hal penyebaran informasi teknologi dan hasil-hasil
penelitian pertanian melalui pengembangan jaringan informasi dan promosi
inovasi pertanian dan pengembangan aplikasi teknologi informasi. Dengan
tugas dan fungsi tersebut tentunya Badan Litbang Pertanian juga
bertanggung jawab mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan dengan
menerapkan teknologi cloud computing.
Ketersediaan sumberdaya informasi menjadi salah satu
potensi lainnya yang penting bagi Badan Litbang Pertanian. Berbagai jenis
informasi pertanian dalam format yang beragam tentunya menjadi sumber rujukan
yang sangat berharga bagi pencari informasi. Badan Litbang Pertanian melalui
unit kerjanya, PUSTAKA dapat menciptakan Agricultural Information Repository
yang mencakup seluruh database perpustakaan UK/UPT lingkup Kementerian
Pertanian.
SUMBER
: