my cat


Jumat, 22 Maret 2013


Pemanfaatan Teknologi Informasi
pada Bidang Pertanian
Dalam “World Summit on the Information Society five years on: Information and communications Technology for Inclusive Development” (ESCAP 2008) dinyatakan bahwa wilayah Asia-Pacific menghadapi berbagai tantangan  dalam menghadapi target tujuan pembangunan pada millennium pertama (antara 1990 dan 2015), sejumlah penduduk menderita karena kelaparan. Keberlanjutan pertanian dan keamanan pangan terancam oleh rendahnya hasil pertanian, miskinnya pengelolaan sumber daya tanah dan air, serta pendidikan tenaga kerja bidang pertanian yang berada di bawah standar. Kondisi penduduk tersebut juga sangat rentan terhadap bencana, seperti kekeringan, banjir, gempa bumi dan tanah longsor. Teknologi informasi dan komunikasi dapat diterapkan dalam mendukung manajemen sumber daya, pemasaran, penyuluhan dan mengurangi resiko kehancuran untuk membantu meningkatkan produksi pangan dan mengurangi ancaman terhadap ketahanan pangan. 
Perkembangan di bidang TIK dari masa ke masa sangat pesat dan perannya dalam kehidupan manusia dapat dirasakan dalam berbagai bidang kegiatan kehidupan manusia, baik secara individu ataupun kelompok (organisasi atau perusahaan). Dalam bidang pertanian saat ini juga kerap menggunakan TIK sebagai media pengembangan pertanian misalnya menggunakan program tertentu untuk menggambar peta wilayah penyebaran penyakit tanaman dan penggunaan lahan. Pada pertanian besar, pemupukan dapat dilakukan oleh pesawat terbang yang dilengkapi dengan kamera. Dari kamera, diperoleh masukan keadaan tanah yang kemudian dianalisis oleh komputer untuk mengetahui kadar air dan mineral yang terkandung di dalamnya. Sehingga, banyaknya pupuk yang harus disemprotkan ke ladang pertanian dapat ditentukan.
Jaringan informasi untuk petani dilakukan dengan kerja sama antar daerah, khususnya yang memiliki sentra-sentra pertanian. Kenapa?Agar terhindar dari masalah persediaan berlimpah mengingat beberapa daerah menghasilkan komoditi pertanian yang relatif sama. Kerja sama melalui jaringan informasi diharapkan pula sebagai media untuk saling berbagi pengalaman.
Bagaimana mungkin kita dapat mengimplementasikan teknologi informasi dalam bidang pertanian bila para petani tidak diberikan pembelajaran melalui workshop mengenai teknologi informasi. Walaupun hal itu bukan hal yang mudah karena hal ini menyangkut banyak faktor dan salah satunya rendahnya pendidikan petani kita. Hal yang perlu dilakukan memberikan pemahaman tentang pentingnya teknologi informasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan taraf kesejahteraan para petani kita. Sikap minimal yang diharapkan adalah tidak melakukan penolakan terhadap teknologi informasi. Pemahaman seperti itu harus dilakukan secara bertahap dimana mereka betul-betul merasakan manfaat dari teknologi ini. Termasuk perhatian yang besar dari pemerintah sebagai itikad baik untuk berusaha memajukan sektor pertanian Indonesia.
Dunia pertanian pada zaman sekarang bergantung pada teknologi informasi baik dalam bentuk apapun. Petani Indonesia membutuhkan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian. Informasi-informasi tersebut dapat di peroleh dengan mudahnya pada era informasi ini melalui media-media yang sudah tersebar di masyarakat luas. Informasi-informasi hasil penelitian dan inovasi dalam bidang pertanian membantu upaya peningkatan produksi komoditas pertanian, sehingga tercapailah pembangunan pertanian yang diharapkan. Informasi dan pengetahuan tentang pertanian akan menjadi pemicu dalam menciptakan peluang untuk pembangunan pertanian dan ekonomi sehingga terjadi pengurangan angka kemiskinan. Teknologi informasi dan komunikasi membantu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu sehingga memudahkan petani untuk mengambil keputusan dalam sebuah peluang dan menghasilkan produk yang maksimal.
Permintaan terhadap produk-produk pertanian tidak akan pernah berhenti selagi manusia masih membutuhkan pangan, dan akan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat pula.Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea  sudah banyak petani-petani yang memasdarkan hasil pertaniannya melalui internet. Mereka dapat memantau  pemasaran melalui website yang khusus dibuat untuk proses jual beli. Mereka dengan mudah memasarkan hasil pertaniannya ke seluruh dunia dan biasa melakukan transaksi dengan cara transfer, maka sangat canggih, praktis, dan tentunya lebih ekonomis, serta efisien. Tak hanya untuk produksi. Ponsel, tanpa dukungan koneksi internet sekalipun, juga bisa digunakan untuk memudahkan petani memasarkan hasil pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian  melalui unit kerjanya mempunyai tugas dalam penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, dan mempunyai beberapa fungsi yang terkait pembangunan pertanian  yakni dalam hal penyebaran informasi teknologi dan hasil-hasil penelitian pertanian melalui pengembangan jaringan informasi dan promosi inovasi pertanian dan pengembangan aplikasi teknologi  informasi. Dengan tugas dan fungsi  tersebut  tentunya Badan Litbang Pertanian juga bertanggung jawab mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan dengan menerapkan teknologi cloud computing.
Ketersediaan sumberdaya informasi menjadi salah satu potensi lainnya yang penting bagi Badan Litbang Pertanian. Berbagai jenis informasi pertanian dalam format yang beragam tentunya menjadi sumber rujukan yang sangat berharga bagi pencari informasi. Badan Litbang Pertanian melalui unit kerjanya, PUSTAKA dapat menciptakan Agricultural Information Repository yang mencakup seluruh database perpustakaan UK/UPT lingkup Kementerian Pertanian.

SUMBER :