my cat


Sabtu, 17 Agustus 2013

Buah Bintaro



Bintaro (Cerbera manghas) adalah tumbuhan pantai atau paya berupa pohon dengan ketinggian dapat mencapai 12m. Dikenal di Pasifik dengan nama leva (Samoa), toto (Tonga), serta vasa (Fiji). Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua, yang tersusun berselingan. Bunganya harum dengan mahkota berdiameter 3-5cm berbentuk terompet dengan pangkal merah muda. Benang sari berjumlah lima dan posisi bakal buah tinggi. Buah berbentuk telur, panjang 5-10cm, dan berwarna merah cerah jika masak.
Penyebarannya secara alami di daerah tropis Indo Pasifik, dari Seychelles hingga Polinesia Perancis. Bintaro sering kali merupakan bagian dari ekosistem hutan mangrove. Di Indonesia bintaro sekarang digunakan sebagai tumbuhan penghijauan daerah pantai serta peneduh kota.
Daun dan buahnya mengandung bahan yang memengaruhi jantung, suatu glikosida yang disebut cerberin, yang sangat beracun. Getahnya sejak dulu dipakai sebagai racun panah/tulup untuk berburu. Racunnya dilaporkan dipakai untuk bunuh diri atau membunuh orang.
Nama ilmiah Cerberus diambil dari nama anjing berkepala sepuluh dalam mitologi Yunani.
Menurut penelitian Faperta Institut Pertanian Bogor (IPB), buah Bintaro terdiri atas 8% biji dan 92% daging buah. Bijinya sendiri terbagi dalam cangkang 14% dan daging biji 86%. Biji Bintaro mengandung minyak antara 35-50% (bandingkan dengan biji jarak yang 14% dan kelapa sawit 20%). Semakin kering biji bintaro semakin banyak kandungan minyaknya. Minyak ini termasuk jenis minyak nonpangan, diantaranya asam palmitat (22,1%), asam stearat (6,9%), asam oleat (54,3%), dan asam linoleat (16,7%).
Buahnya sering juga disebut Cerbera karena bijinya dan semua bagian pohonnya mengandung racun yang disebut “cerberin” yaitu racun yang dapat menghambat saluran ion kalsium di dalam otot jantung manusia, sehingga dapat mengganggu detak jantung dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan asap dari pembakaran kayunya pun juga dapat menyebabkan keracunan.
Pohon Bintaro sebenarnya dapat diolah dan dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, seperti sebagai penakut tikus (menaruh buahnya di dekat tempat lewat tikus), bahan baku lilin, bio-insektisida, obat luka, deodorant, dan berpotensi sebagai biodiesel. Buah Bintaro banyak bergetah dan beracun,
Cukup 2 - 3 buah bintaro kita letakan dirumah, tikus yang biasa lalu lalang dirumah akan menjauh dan tidak mau datang kerumah kita kembali. Potong potong buah binraro menjadi beberapa bagian. Kemampuan buah bintaro mengusir tikus, 1 sampai 2 bulan
Menurut hasil penelitian Faperta IPB, buah Bintaro sebenarnya bisa juga dijadikan sebagai bahan bakar alternatif. Malahan, bila dibandingkan dengan biji Jarak, biji Bintaro memiliki kadar minyak yang jauh lebih tinggi. Melalui beberapa tahap pengolahan, 1 kg minyak bisa dihasilkan dari 1,8 kg biji Bintaro yang sudah kering. Minyak yang dihasilkan masih termasuk minyak kasar berwarna hitam. Minyak ini dapat digunakan sebagai pengganti minyak tanah untuk kompor. Hasil uji toksisitas dari getah buah menunjukkan minyak Bintaro layak digunakan sebagai bahan bakar, dengan bau, asap, dan residu lainnya yang tergolong aman. Proses pengolahan buah bintaro menjadi minyak terhitung cepat dan mudah Jika Anda tinggal di daerah yang banyak ditumbuhi pohon Bintaro  Anda pun bisa mencobanya sendiri.
Berikut beberapa langkahnya: Kumpulkan biji bintaro dari buah yang jatuh alami, kupas buah bintaro kering dan ambil bijinya, keringkan biji bintaro di bawah sinar matahari, giling atau tumbuk biji Bintaro kering itu, lakukan pengepresan sampai minyaknya keluar, jika masih bercampur dengan kotoran, saring minyak tersebut, jika perlu, diamkan minyak selama 1 – 2 malam agar kotorannya mengendap dan minyak Bintaro sudah siap digunakan sebagai bahan bakar