Bintaro (Cerbera manghas) adalah
tumbuhan pantai
atau paya berupa pohon dengan
ketinggian dapat mencapai 12m. Dikenal di Pasifik dengan
nama leva (Samoa),
toto (Tonga),
serta vasa (Fiji).
Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua, yang tersusun berselingan.
Bunganya harum dengan mahkota berdiameter 3-5cm berbentuk terompet dengan
pangkal merah muda. Benang sari berjumlah lima dan posisi bakal buah tinggi. Buah berbentuk telur,
panjang 5-10cm, dan berwarna merah cerah jika masak.
Penyebarannya secara alami di daerah tropis Indo Pasifik, dari Seychelles
hingga Polinesia Perancis. Bintaro sering kali
merupakan bagian dari ekosistem hutan
mangrove. Di Indonesia bintaro sekarang digunakan sebagai tumbuhan
penghijauan daerah pantai serta peneduh kota.
Daun dan buahnya mengandung bahan yang
memengaruhi jantung,
suatu glikosida yang disebut cerberin, yang sangat beracun.
Getahnya sejak dulu dipakai sebagai racun panah/tulup untuk berburu. Racunnya
dilaporkan dipakai untuk bunuh diri atau membunuh orang.
Nama ilmiah Cerberus diambil dari nama
anjing berkepala sepuluh dalam mitologi
Yunani.
Menurut penelitian Faperta Institut Pertanian
Bogor (IPB), buah Bintaro terdiri atas 8% biji dan 92% daging buah. Bijinya
sendiri terbagi dalam cangkang 14% dan daging biji 86%. Biji Bintaro mengandung
minyak antara 35-50% (bandingkan dengan biji jarak yang 14% dan kelapa sawit
20%). Semakin kering biji bintaro semakin banyak
kandungan minyaknya. Minyak ini termasuk jenis minyak nonpangan, diantaranya
asam palmitat (22,1%), asam stearat (6,9%), asam oleat (54,3%), dan asam
linoleat (16,7%).
Buahnya sering juga disebut Cerbera
karena bijinya dan semua bagian pohonnya mengandung racun yang disebut
“cerberin” yaitu racun yang dapat menghambat saluran ion kalsium di dalam otot
jantung manusia, sehingga dapat mengganggu detak jantung dan dapat menyebabkan
kematian. Bahkan asap dari pembakaran kayunya pun juga dapat menyebabkan
keracunan.
Pohon Bintaro sebenarnya dapat diolah dan
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, seperti sebagai penakut tikus (menaruh
buahnya di dekat tempat lewat tikus), bahan baku lilin, bio-insektisida, obat
luka, deodorant, dan berpotensi sebagai biodiesel. Buah
Bintaro banyak bergetah dan beracun,
Cukup 2 -
3 buah bintaro kita letakan dirumah, tikus yang biasa lalu lalang dirumah akan
menjauh dan tidak mau datang kerumah kita kembali. Potong potong buah binraro
menjadi beberapa bagian. Kemampuan buah bintaro mengusir tikus, 1 sampai 2
bulan
Menurut hasil penelitian Faperta IPB, buah
Bintaro sebenarnya bisa juga dijadikan sebagai bahan bakar alternatif. Malahan,
bila dibandingkan dengan biji Jarak, biji Bintaro memiliki kadar minyak yang
jauh lebih tinggi. Melalui beberapa tahap pengolahan, 1 kg minyak bisa dihasilkan
dari 1,8 kg biji Bintaro yang sudah kering. Minyak yang dihasilkan masih
termasuk minyak kasar berwarna hitam. Minyak ini dapat digunakan sebagai
pengganti minyak tanah untuk kompor. Hasil uji toksisitas dari getah buah
menunjukkan minyak Bintaro layak digunakan sebagai bahan bakar, dengan bau,
asap, dan residu lainnya yang tergolong aman. Proses pengolahan buah bintaro
menjadi minyak terhitung cepat dan mudah Jika Anda tinggal di daerah yang
banyak ditumbuhi pohon Bintaro Anda pun bisa mencobanya sendiri.
Berikut beberapa langkahnya: Kumpulkan biji
bintaro dari buah yang jatuh alami, kupas buah bintaro kering dan ambil
bijinya, keringkan biji bintaro di bawah sinar matahari, giling atau tumbuk
biji Bintaro kering itu, lakukan pengepresan sampai minyaknya keluar, jika
masih bercampur dengan kotoran, saring minyak tersebut, jika perlu, diamkan
minyak selama 1 – 2 malam agar kotorannya mengendap dan minyak Bintaro sudah
siap digunakan sebagai bahan bakar