my cat


Senin, 17 Juni 2013

Contoh analisis jurnal


Analisis Jurnal yang berjudul “Pengukuran dan Analisis Produktivitas Produksi dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di
PG. Krebet Baru Malang”
 


Ringkasan
 
Latar belakang
PG.Krebet Baru merupakan perusahaan yang memproduksi gula. PG.Krebet Baru mengalami pasang surut dalam memproduksi gula. Kondisi ini berdampak pada penurunan produksi. PG. Krebet Baru mempunyai tujuan untuk meningkatkan produktivitas melalui produknya. Untuk itu perusahaan harus menyelesaikan permasalahan, yaitu pengukuran produktivitas di masa yang akan dating. Dalam permasalahan ini peneliti menggunakan metode pengukuran OMAX yang dapat mengatasi masalah-masalah dalam kesulitan pengukuran produktivitas perusahaan dan memberikan perbaikan yang menuju pada peningkatan produktivitas di masa datang.
            Tujuan penenlitian yaitu mengukur dan menganalisis produktivitas perusahaan di bagian produksi dan menentukan rencana usulan perbaikan agar produktivitas perusahaan meningkat untuk masa depan.
Metode Dasar Penelitian
            Metode dasar penelitian yang digunakan  adalah metode descriptif analisis.  Metode deskriptif analisis adalah metode penelitian untuk memberikan pemecahan masalah melalui pengumpulan data berupa gambaran mengenai kondisi atau perusahaan, pengolahan dan interpretasi data.
Pengolahan Data
Pengolahan  data diperoleh dengan metode OMAX. Lagkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
1.      Menentapkan criteria
Kriteria yang akan diukur adalah 3 kriteria :
a.       Kriteria 1 adalah produktivitas pemakaian bahan baku
b.      Kriteria 2 adalah produktivitas pemakaian Jam kerja mesin
c.       Kriteria 3 adalah produktivitas lama hari giling
Tabel 1. Data Jumlah produk yang dihasilkan dalam pemakaian bahan baku , Jam kerja mesin, serta Lama hari giling
Periode
(Thn)
Jumlah  Produk Yang Dihasilkan  (ton)
Bahan Baku
(ton)
Jam Kerja Mesin (jam)
Lama Hari Giling (hari)
2006
103.113,60
1.410.000
5490
235
2007
107.148,48
1.440.000
5634
240
2008
100.872,20
1.380.000
5310
230
2009
109.838,40
1.500.000
5760
250
2.      Perhitungan rasio performance
Tabel 2. Hasil Rasio performance
Rasio        periode
2006
2007
2008
2009
Output thd pemakaian bahan  baku
0,0731
0,0744
0,0731
0,0732
Output thd pemakaian jam kerja mesin
18,7821
19,0182
18,9966
19,0692
Output thd lama hari giling
438,7813
446,452
438,5748
439,3536
 
3.      Penentuan target sasaran akhir (skor 10)
Skor 10 merupakan nilai produktivita yang diharapkan (sasaran akhir yang ngin dicapai) pabrik. Nilai BKA untuk criteria bahan baku sebesar 0,0748. Sedangkan untuk criteria jam kerja mesin nilai produktivitas yang diharapkan adalah 19,3466 dan criteria lama hari giling produktivitas yang diharapkan adalah 452,1566
4.      Penentuan sasaran jangka pendek (skor 3)
Skor 3 merupakan niali produktivitas yang telah dicapai selama ini. Nilai pada skor 3 diperoleh dengan merta-ratakan nilai rasio tiap kriteria
5.      Penentuan nilai produktivitas terburuk ( skor 0)
Nilai BKB criteria bahan baku 0,0718, jam kerja mesin 18,5864, lama hari giling 429,4244
6.       Produktivitas realistis (skor 1-2 dan skor 4-9)
Interval antara skor 0-3: Kriteria bahan baku 0,0005 ; criteria jam kerja mesin 0,1267 ; criteria lama hari giling 3,7887
7.      Perhitungan score, weight, dan value
Table 3. Hasil pembobotan tiap criteria produktivitas
Kriteria
Bobot
Produktivitas Bahan Baku
0,42
Produktivitas Jam Kerja Mesin
0,33
Produktivitas Lama Hari Giling
0,25
8.      Perhitungan performance indicator
Evaluasi Produktivitas
Berdasarkan Perhitungan untuk menghasilkan gula sebanyak 109.838,4 ton per tahun diperlukan 1.490.344,64 ton tebu. Berdasarkan  kondisi awal tahun 2009, PG. Krebet Baru menggunakan tebu sebanyak 109.838,4 ton. Dengan demikian tebu yang tidak dimanfaatkan secara efisien sebanyak 9655,36 ton
                Berdasarkan perhitungan untuk menghasilkan gula sebanyak 109.838,4 ton per tahun diperlukan 5758,21 jam kerja mesin. Berdasarkan kondisi awal tahun 2009, PG. Krebet Baru menggunakan 5760 jam kerja mesin untuk mrnghasilkan gula sebanyak 109.838,4 ton. Dengan demikian jam kerja yang tidak dimanfaatkan secara efisien sebanyak 1,79 jam.
            Berdasarkan perhitungan untuk menghasilkan gula sebnayak 109.838,4 ton per tahun diperlukan hari giling sebanyak 248 hari. Berdasarkan kondisi awal tahun 2009, PG. Krebet Baru menyelesaikan giling selama 250 hari. Hari giling pada tahun 2009 ini lebih sebanyak 2 hari dari teori sebenarnya.
Kesimpulan
Rencana usulan perbaikan untuk peningaktan produktivitas di PG. Krebet Baru adalah mengusulkan pemakaian bahan baku, jam kerja mesin dan lama hari giling untuk menghasilkan produktivitas dengan skor 5. Untuk menghasilkan produk sebanyak 109.838,4 ton per tahun diperlukan tebu sebanyak 5758,20 jan dan hari giling selama 248 hari.







Komentar mengenai Jurnal
            Pada jurnal, metode analisis produktivitas yang digunakan adalah metode Objective Matrix (OMAX) hanya memperhatikan  tiga criteria produktivitas yaitu criteria produktivitas pemakaian bahan baku,kriteria produktivitas jam kerja mesin, dan criteria produktivitas lama hari giling. Tetapi hal lain belum diperhatikan seperti produktivitas karyawan mengingat penggerak proses produksi suatu perusahaan adalah karyawannya, apabila produktivitas karyawan di suatu perusahaan menurun akan mengakibatkan proditivitas lainnya juga menurun.Selain itu seperti saran yang telah disebutkan dalam jurnal yaitu adanya tambahan criteria jumlah jam kerusakan mesin, dan criteria rendemen yang didapat, Sebab semakin banyak criteria yang digunakan analisis produktivitas yang dilakukan akan semakin akurat.
Dengan menggunakan metode OMAX sutu perusahaan dapat memperkirakan pemakaian bahan baku, jam kerja mesin serta lama hari giling yang sesuai untuk dilakukan dan  sebagai acuan untuk kegiatan produktivitas masa depan, Tetapi terkadang suatu hal tak terduga dapat mempengaruhi dan bahkan mengakibatkan acuan yang telah dibuat tidak sesuai dengan yang terjadi. Seperti tiba-tiba terjadi gagal panen tebu  secara besar-besaran padahal tebu adalah bahan baku utama pembuatan gula, maka akan pembuat perusahaan kesulitan menyediakan bahan baku sesuai perkiraan.

Makalah polimer


BAB I
PENDAHULUAN


1.1              LATAR BELAKANG

Seringkali kita mendengarnya, namun mungkin belum tahu apa yang dimaksud secara mendetail mengenai polimer. Kadang bayangan kita, polimer identik dengan plastik.
Polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly yang berarti “many” (banyak) dan meros yang berarti “part” (bagian). Dari sini dapat kita katakan bahwa polimer adalah susunan dari bagian-bagian yang banyak.
Polimer atau yang kadang-kadang disebut makromolekul, ialah molekul besar yang dibangun dari perangkaian berulang sejumlah besar satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Polimer dapat tergolong alami atau sintetik (Hart,2003)


1.2.  RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah polimer itu dan apa fungsinya ?






BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Polimer
         
Istilah polimer digunakan untuk menggambarkan bentuk molekul raksasa atau rantai yang sangat panjang yang terdiri atas unit-unit terkecil yang berulangulang atau mer atau meros sebagai blok-blok penyusunnya. Molekul-molekul (tunggal) penyusun polimer dikenal dengan istilah monomer. Perhatikan bahwa monomer memiliki ikatan kovalen tak jenuh (ikatan ganda) sedangkan pada mer ikatan tersebut menjadi aktif atau ikatan kovalen terbuka dengan elektron tak berpasangan.
Pengertian polimer menurut chemistry.about.com yaitu “A large molecule made up of chains or rings of linked monomer and usually have hing melting and boiling points.” yang jika diterjemahkan berarti Sebuah molekul raksasa yang tersusun dari rantai atau cicin monomer yang saling terhubung dan biasanya mempunyai titik didih dan titik lebur yang tinggi.
Pengertian polimer  menurut asalkatanya. Kata Polimer berasal dari bahasa yunani Polys dan Meros, Polys berarti banyak dann meros berarti bagian. Polymer = “Banyak Bagian”
Pengertian polimer yang rumushitung cuplik dari kamus oxford “a substance which has a molecular structure built up chiefly or completely from a large number of similar units bonded together, e.g. many synthetic organic materials used as plastics and resins”
Dari 3 pengertian polimer di atas, dapat disimpulkan bahwa yang namanya polimer itu
  1. Merupakan Molekul raksasa
  2. Terdiri dari bagian-bagian kecil yang disebut monomer yang saling terhubung membentuk rantai maupun cincin.
  3. Biasanya mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi
  4. Terbentuk melalui reaksi polimerisasi
Klasifikasi Polimer        
Polimer dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.   Berdasarkan Sumber
Berdasarkan  sumbernya  polimer  dapat  dikelompokkan  dalam  3 kelompok, yaitu:
-          Polimer Alam, yaitu polimer yang terjadi secara alami.Contoh: karet alam, karbohidrat, protein, selulosa dan wol.
-          Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam dan bahan kimia.Contoh:  selulosa  nitrat  (yang  dikenal  lewat  misnomer  nitro selulosa) yang dipasarkan dibawah nama – nama  “Celluloid” dan “guncotton”.
-          Polimer sintesis, yakni polimer yang dibuat melalui polimerisasidari monome – monomer    polimer.
2.   Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya
Dibagi atas 3 kelompok yaitu:
-          Polimer Linier, yaitu polimer yang tersusun dengan unit ulang berikatan  satu  sama  lainnya  membentuk  rantai  polimer  yang panjang.
-          Polimer Bercabang, yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang membentuk cabang pada rantai utama.
-          Polimer Berikatan Silang (Cross – linking), yaitu polimer yang terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya.Jika  sambungan  silang  terjadi  ke  berbagai  arah  maka  akan terbentuk  sambung  silang  tiga  dimensi  yang  sering  disebut polimer jaringan.
3.   Berdasarkan Reaksi Polimerisasi
Dibagi 2 yaitu:
-          Poliadisi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi adisi. Reaksi adisi atau reaksi rantai adalah reaksi penambahan (satu sama lain) molekul-molekul monomer berikatan rangkap atau siklis biasanya dengan adanya suatu pemicu berupa radikal bebas atas. 
-          Polikondensasi,   yaitu   polimer   yang   terjadi   karena   reaksi kondensasi/reaksi bertahap. Mekanisme  reaksi  polimer  kondensasi  identik  dengan  reaksi kondensasi  senyawa  bobot  molekul  rendah  yaitu:  reaksi  dua gugus  aktif dari 2 molekul monomer yang berbeda berinteraksi dengan  melepaskan molekul kecil. Contohnya H2O. Bila hasil polimer dan pereaksi (monomer) berbeda fase, reaksi akan terus berlangsung sampai salah satu pereaksi habis.
4.   Berdasarkan Jenis Monomer
Dibagi atas dua kelompok:
-          Homopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari penggabungan monomer sejenis dengan unit berulang yang sama. 
-          Kopolimer,  yakni  polimer  yang  terbentuk  dari  beberapa jenis monomer yang berbeda.
5.   Berdasarkan Sifat Termal
Dibagi 2 yaitu:
-           Termoplastik, yaitu polimer yang bisa mencair dan melunak. Hal  ini  disebabkan  karena  polimer  -  polimer  tersebut  tidak berikatan silang (linier atau bercabang) biasanya bisa larut dalam beberapa pelarut.
-           Termoset, yaitu polimer yang tidak mau mencair atau meleleh jika dipanaskan. Polimer – polimer termoset tidak bisa dibentuk, dan tidak  dapat  larut  karena pengikatan silang,  menyebabkan kenaikan berat molekul yang besar (Suryani,2012).
Polimer berfungsi sebagai matriks yang berfungsi mengikat penguat yang digunakan pada komposit. Pada umumnya polimer memiliki sifat yang menguntungkan karena massa jenisnya kecil, mudah dibentuk, tahan karat. Akan tetapi polimer memiliki kekurangan seperti kekakuan dan kekuatan rendah. Oleh karena itu agar diperoleh komposit yang lebih baik, maka polimer tersebut dipadukan dengan bahan yang lain yang berfungsi sebagai bahan penguat seperti: serat (fiber), partikel (particulate), lapisan (lamina) dan serpihan (flakes). Pada saat ini berbagai industri telah menggunakan komposit yang diperkuat oleh serat mulai dari industri perabot rumah tangga (panel, kursi, meja), industri kimia (pipa, tangki, selang), alat-alat olah raga, bagian-bagian mobil yang salah satunya bumper mobil, alat-alat listrik, industri pesawat terbang (badan pesawat, roda pendarat, sayap dan baling baling helikopter) dan industri perkapalan (salah satunya body speed boat) (Malcom,2001).


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1.      Polimer merupakan molekul raksasa yang terdiri dari bagian-bagian kecil yang disebut monomer yang saling terhubung membentuk rantai maupun cincin.Biasanya mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi terbentuk melalui reaksi polimerisasi.
Polimer berfungsi sebagai matriks yang berfungsi mengikat penguat yang digunakan pada komposit. Pada umumnya polimer memiliki sifat yang menguntungkan karena massa jenisnya kecil, mudah dibentuk, tahan karat.

DAFTAR PUSTAKA


Hart, Craine.2003.Kimia Organik.Erlangga,Jakarta









Senin, 10 Juni 2013

BI Rate dan Suku Bunga


Definisi
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. 
Fungsi
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.
Bagaimana BI Rate ditetapkan?
Jadwal Penetapan dan Penentuan
·         Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan.
·         Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya
·         Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter  (lag of monetary policy) dalam memengaruhi inflasi.
·         Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance Kebijakan Moneter  dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan.
Besar Perubahan BI Rate
Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps. 
BI Rate
(Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur)
Tanggal
BI Rate
Siaran Pers
12 Feb 2013
5.75%
10 Jan 2013
5.75%
11 Des 2012
5.75%
8 Nov 2012
5.75%
11 Okt 2012
5.75%
13 Sept 2012
5.75%
9 Agust 2012
5.75%
12 Juli 2012
5.75%
12 Juni 2012
5.75%
10 Mei 2012
5.75%
12 April 2012
5.75%
8 Maret 2012
5.75%
9 Feb 2012
5.75%
12 Jan 2012
6.00%
8 Des 2011
6.00%
10 Nov 2011
6.00%
11 Okt 2011
6.50%
8 Sept 2011
6.75%
9 Agust 2011
6.75%
12 Juli 2011
6.75%
9 Juni 2011
6.75%
12 Mei 2011
6.75%
12 April 2011
6.75%
4 Maret 2011
6.75%
4 Feb 2011
6.75%
5 Jan 2011
6.50%
3 Des 2010
6.50%
4 Nov 2010
6.50%
5 Okt 2010
6.50%
3 Sept 2010
6.50%
4 Agust 2010
6.50%
5 Juli 2010
6.50%
3 Juni 2010
6.50%
5 Mei 2010
6.50%
6 April 2010
6.50%
4 Maret 2010
6.50%
4 Feb 2010
6.50%
6 Jan 2010
6.50%
3 Des 2009
6.50%
4 Nov 2009
6.50%
5 Okt 2009
6.50%
3 Sept 2009
6.50%
5 Agust 2009
6.50%
3 Juli 2009
6.75%
3 Juni 2009
7.00%
5 Mei 2009
7.25%
3 April 2009
7.50%
4 Maret 2009
7.75%
4 Feb 2009
8.25%
7 Jan 2009
8.75%
4 Des 2008
9.25%
6 Nov 2008
9.50%
7 Okt 2008
9.50%
4 Sept 2008
9.25%
5 Agust 2008
9.00%
3 Juli 2008
8.75%
5 Juni 2008
8.50%
6 Mei 2008
8.25%
3 April 2008
8.00%
6 Maret 2008
8.00%
6 Feb 2008
8.00%
8 Jan 2008
8.00%
6 Des 2007
8.00%
6 Nov 2007
8.25%
8 Okt 2007
8.25%
6 Sept 2007
8.25%
7 Agust 2007
8.25%
5 Juli 2007
8.25%
7 Juni 2007
8.50%
8 Mei 2007
8.75%
5 April 2007
9.00%
6 Maret 2007
9.00%
6 Feb 2007
9.25%
4 Jan 2007
9.50%
7 Des 2006
9.75%
7 Nov 2006
10.25%
5 Okt 2006
10.75%
5 Sept 2006
11.25%
8 Agust 2006
11.75%
6 Juli 2006
12.25%
6 Juni 2006
12.50%
9 Mei 2006
12.50%
5 April 2006
12.75%
7 Maret 2006
12.75%
7 Feb 2006
12.75%
9 Jan 2006
12.75%
6 Des 2005
12.75%
1 Nov 2005
12.25%
4 Okt 2005
11.00%
6 Sept 2005
10.00%
9 Agust 2005
8.75%
5 Juli 2005
8.50%

Kredit Investasi

Kredit Investasi adalah kredit jangka menengah atau jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal beserta jasa yang diperlukan untuk pendirian proyek baru, rehabilitasi, modernisasi, ekspansi , relokasi proyek yang sudah ada atau refinancing atas obyek yang telah dibiayai terlebih dahulu
Manfaat
  • Memberikan kemudahan kepada  calon debitur/debitur untuk pembelian barang-barang modal beserta jasa
  • Adanya Grace Period (Masa Tenggang) yaitu masa penundaan pembayaran angsuran pokok yang diberikan kepada debitur selama pembangunan sampai dengan dimulainya produksi secara komersial.
  • Jangka waktu s.d. 12 tahun 
  • Self Financing (dana yang disedaikan sendiri) minimal sebesar 20 % dari total kebutuhan.
  • Sistem perhitungan suku bunga menggunakan efektif per tahun.
Persyaratan :
  • Kelengkapan Legalitas usaha yang masih berlaku sesuai dengan bidang usahanya
  • Usaha telah berjalan minimal 2 (dua) tahun (untuk segmen menengah minimal 3 tahun)
  • Tidak tercatat sebagai debitur atau nasabah bermasalah
  • Menyampaikan fotokopi rekening bank selama 6 (enam) bulan terakhir.
Jaminan :
  • Kelayakan Usaha
  • Jaminan tambahan sesuai ketentuan Bank.

Daftar Suku Bunga KPR 2013

Bank
Rate KPR (Fix/Floating)
BNI
8,0 % (5 th) / 11,00 %
Mandiri
8,8% (1 th)/11,10 % 
BCA
Fixed 9,5 % (60 bulan/5 th)
BTN
7,49 % (2 th) /  11,08 %
BRI
7,11 % (Fix 3 th, s/d 31 Des 2012) / 10,25 %  
Permata
8,5% (1 th) / 11,50 %  
CIMB Niaga
9,25 % (1 th) / 11,00 %  
Danamon
9,75 % (1 th)/ 12,25 %
Panin
8,88 % (3 th) / 11,75 %  
OCBC NISP
Floating 12,50 %  
HSBC
Floating 8,75 %  
Bank Jabar Banten
Floating 9,14 %  
Bank Mega
Floating 12,50 %  
UOB Buana
10,75 % (1 th)
Bukopin
Floating 12,40 %  
BII
Floating : BI Rate + 3,5 %
[BI Rate 11 Okt 2012 = 5,75 %]s/d 31 Des 2012
Bank ANZ Indonesia
7,99 % (2 th) / 10,68 % 
ICB Bumi Putera
10,75 % (1 th) 


Nama Bank
Rate KPR
KPR BNI
Fixed 9,9 % (1 tahun pertama)
Floating 11,00 % (2 Januari 2013)
KPR Mandiri
mulai 5,25% (2 tahun pertama)
Floating 11,10 % (2 Januari 2013) 
KPR BCA
9,50% (floating)
KPR BTN
7,49 % (2 tahun pertama)
 Floating 11,08 % (2 Januari 2013)
KPR BRI
Fixed 7,5 % (2 tahun pertama)
Floating 10,25 % (2 Januari 2013)  
KPR Bank Permata
Fixed 7,88% (1 tahun pertama)
Floating 11,75 % (2 Januari 2013)  
KPR Bank CIMB Niaga
Fixed 9,25 % (1 tahun pertama)
Floating 11,00 % (2 Januari 2013)  
KPR Bank Danamon
Fixed 7,49 % (1 tahun pertama, pengembang mitra)
Fixed 8,49 % (1 tahun pertama, pengembang non mitra)
Floating 12,25 % (2 Januari 2013) 
KPR Bank Panin
Fixed 8,88 % (3 tahun pertama)
Floating 11,75 % (2 Januari 2013)  
KPR OCBC NISP
Floating 12,50 % (2 Januari 2013)  
KPR HSBC
Floating 8,75 % (2 Januari 2013)  
KPR Bank Jabar Banten
Floating 9,14 % (2 Januari 2013)  
KPR Bank Mega
Floating 12,50 % (2 Januari 2013)  
KPR Bank UOB Indonesia
Floating 10,00 % (2 Januari 2013)  
KPR Bank Bukopin
Floating 12,40 % (2 Januari 2013)  
KPR BII
Floating 10,37 % (2 Januari 2013)
KPR ANZ Panin Bank
Fixed 7,99 % (2 tahun pertama)
Floating 10,68 % (2 Januari 2013) 

Suku Bunga Deposito Rupiah

BANK
1 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
12 Bulan
BANK BUKOPIN
0,05%
0,05%
0,06%
0,06%
BANK CENTRAL ASIA Tbk
0,03%
0,04%
0,04%
0,04%
BANK CIMB NIAGA
0,05%
0,06%
0,06%
0,06%
BANK COMMONWEALTH
0,05%
0,05%
0,05%
0,05%
BANK DANAMON INDONESIA
0,05%
0,05%
0,05%
0,05%
BANK DBS INDONESIA
0,05%
0,05%
0,05%
0,05%
BANK HSBC
0,05%
0,06%
0,04%
0,03%
BANK INTERNASIONAL INDONESIA
0,06%
0,06%
0,05%
0,05%
BANK MANDIRI
0,04%
0,05%
0,05%
0,05%
BANK MAYORA
0,06%
0,07%
0,06%
0,06%
BANK MEGA
0,05%
0,05%
0,05%
0,06%
BANK NEGARA INDONESIA 1946
0,04%
0,05%
0,05%
0,05%
BANK OCBC NISP Tbk
0,05%
0,05%
0,05%
0,05%
BANK PANIN INDONESIA
0,06%
0,06%
0,06%
0,06%
BANK PERMATA Tbk
0,06%
0,06%
0,05%
0,05%
BANK RAKYAT INDONESIA
0,04%
0,05%
0,05%
0,05%
BANK TABUNGAN NEGARA
0,05%
0,05%
0,05%
0,05%
BANK UOB INDONESIA
0,00%
0,00%
0,00%
0,04%
CITIBANK
0,04%
0,04%
0,05%
0,05%
DEUTSCHE BANK AG
0,03%
0,03%
0,05%
0,00%
KESELURUHAN
0,05%
0,05%
0,05%
0,05%
STANDARD CHARTERED BANK
0,03%
0,04%
0,04%
0,04%
Suku Bunga Bank Dunia
Negara
Suku bunga saat Ini
Suku bunga sebelumnya
Perubahan
Perubahan terakhir
http://id.octafx.com/img/flags/Australia.pngAustralia
3
3.25
-0.25
Dec 05, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Brazil.pngBrazil
7.25
7.5
-0.25
Oct 10, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Canada.pngCanada
1
0.75
0.25
Sep 08, 2010
http://id.octafx.com/img/flags/Chile.pngChile
5
5.25
-0.25
Jan 13, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/China.pngChina
6
6.31
-0.31
Jul 05, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Colombia.pngColombia
3.75
4
-0.25
Feb 25, 2013
http://id.octafx.com/img/flags/Czech%20Republic.pngCzech Republic
0.75
1
-0.25
May 06, 2010
http://id.octafx.com/img/flags/Denmark.pngDenmark
1.25
0.75
0.5
Jul 08, 2011
http://id.octafx.com/img/flags/Egypt.pngEgypt
9.25
8.25
1
Nov 24, 2011
http://id.octafx.com/img/flags/European%20Monetary%20Union.pngEuropean Monetary Union
0.75
1
-0.25
Jul 05, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Hong%20Kong.pngHong Kong
0.5
1.5
-1
Dec 17, 2008
http://id.octafx.com/img/flags/Hungary.pngHungary
6
6.25
-0.25
Nov 27, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Iceland.pngIceland
6
5.75
0.25
Nov 14, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/India.pngIndia
8
8.5
-0.5
Apr 17, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Indonesia.pngIndonesia
5.75
6
-0.25
Feb 09, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Israel.pngIsrael
1.75
2
-0.25
Dec 24, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Japan.pngJapan
0.1
0.3
-0.2
Dec 19, 2008
http://id.octafx.com/img/flags/South%20Korea.pngSouth Korea
2.75
3.25
-0.5
Oct 11, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Malaysia.pngMalaysia
3
2.75
0.25
Jul 08, 2010
http://id.octafx.com/img/flags/Mexico.pngMexico
4.5
4.75
-0.25
Jul 17, 2009
http://id.octafx.com/img/flags/New%20Zealand.pngNew Zealand
2.5
3
-0.5
Mar 09, 2011
http://id.octafx.com/img/flags/Norway.pngNorway
1.5
1.75
-0.25
Mar 14, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Philippines.pngPhilippines
3.5
3.75
-0.25
Oct 25, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Poland.pngPoland
4.5
4.75
-0.25
Nov 07, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/South%20Africa.pngSouth Africa
5
5.5
-0.5
Jul 19, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Sweden.pngSweden
1.25
1.5
-0.25
Sep 06, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Switzerland.pngSwitzerland
0
0.25
-0.25
Aug 03, 2011
http://id.octafx.com/img/flags/Taiwan.pngTaiwan
1.875
1.75
0.125
Jul 01, 2011
http://id.octafx.com/img/flags/Thailand.pngThailand
2.75
3
-0.25
Oct 17, 2012
http://id.octafx.com/img/flags/Turkey.pngTurkey
5.75
6.25
-0.5
Aug 05, 2011
http://id.octafx.com/img/flags/United%20Kingdom.pngUnited Kingdom
0.5
1
-0.5
Mar 05, 2009
http://id.octafx.com/img/flags/United%20States.pngUnited States
0.25
1
-0.75
Dec 16, 2008