my cat


Minggu, 07 Juli 2013

laporan uji asam basa


I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Asam, basa dan garam merupakan zat kimia yang memiliki sifat-sifat yang dapat membantu kita untuk membedakannya. Karena pada umumnya asam bersifat masam dan basa berasa agak pahit. Akan tetapi rasa sebaiknya jangan dipergunakan untuk menguji adanya asam atau basa, karena Anda tidak boleh begitu saja mencicipi zat-zat kimia yang belum dikenal karena banyak diantaranya yang bersifat racun atau bersifat korosif.
Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan pelajaran kimia, tentunya juga kita berkecimpung dalam teori dan penerapan asam dan basa.Banyak kejadian di sekitar kita, bahkan di dalam tubuh kita yang melibatkan zat asam, baik melepas maupun memerlukan. Proses pencernaan dan memasak adalah contoh kejadian yang melibatkan asam dan basa.
Asam (yang seringdiwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern,asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asamasetat (ditemukan dalamcuka) dan asamsulfat (digunakan dalam  baterai atau aki mobil).
Secara sederhana asam dapat didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi (penguraian) dengan pembentukan ion hydrogen sebagai satu-satunya ion positif. Sedangkan basa merupakan zat yang apabila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif.
Menurut J.N Bronsteddan T.M Lowry padatahun 1923 mendefinisikanasamsebagaisetiapzatsembarang (baikdalambentukmolekulataupun ion) yang menyumbang proton H+ (donor proton) danbasasebagaisetiapzatsembarang (molekulatau ion) yang menerima proton (akseptor proton)    (vogel,1982)
Pengujiansifatasamdanbasasenyawaanorganikdapatmenggunakankertaslakmus.Jikalakmusbiruolehzatberubahmerahmakazatbersifatasamsebaliknyajikalakmusmeraholehzatberubahbirumakazatbersifatbasa.Sedangkanuntukmengukurtingkatkeasamandenganmenggunakan pH paper universal dan pH meter.
Suatusenyawaorganik yang bersifatasammemiliki pH < 7sedangkan yang bersifatbasamemiliki pH > 7 dan yang bersifatnetralmemilikipH.= 7. Semakinkecil pH kosentrasi ion H+ makin besar dan asam semakin kuat sedangkan basa semakin kuat apabila kosentrasi ion OH- makin banyak dan pH makin besar.
Praktikum ini bertujuan untuk menguji sifat asam dan basa beberapa senyawaanorganikdengan menggunakan kertas lakmus serta mengukur pH dengan pH paper universal atau pH meter.

B.     Tujuan
Menguji sifat asam dan basa beberapa senyawa organik menggunakan kertas lakmus dan mengukur PH.













II.                TINJAUAN PUSTAKA

Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut dengan korosif. Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hydrogen, sebagai indicator sederhana terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.( Kasmadi dan Luhbandjono,2006).
Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yangdapat menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa digunakan untuk berbagai keperluan.Sebagai indicator sederhana senyawa basa dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Svante Arrhenius (1887) mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion hidronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa kovalen dan akan bersifat asam bila sudah larut ke dalam air. Sedangkan basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) daapt menghasilkan ion OH-. Umumnya basa terbentuk dari senyawa ion yang mengandung gugus hidroksida (OH-) di dalamnya (Sudarmo,2006).
Penjelasan tentang asam dan basa menurut Svante Arrhenius tidak memuaskan untuk menjelaskan tentang sifat asam basa pada larutan yang bebas air atau pelarutnya bukan air. Misalnya asam asetat akan bersifa asam bila dilarutkan kedalam air tetapi ternyata sifat asam tersebut tidak tampak ketika dilarutkan dalam benzene. Dari kenyataan tersebut, Johannes Brosted dan Thomas Lowry secara terpisah mengusulkan bahwa yang berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu larutan adalah ion H+ atau Proton (Sudarmo,2006). Menurut konsep Brosted Lowry mengenai asam dan basa, suatu asam adalah zat yang dapat memberikan ion hydrogen yang bermuatan positif atau proton (H+). Basa didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima H+ (Fessenden dan Fessenden,1983)
Konsep asam basa menurut Brosted Lowry mempunyai keterbatasan, terutama di dalam menjelaskan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa tanpa proton (H+). Misalnya, reaksi antara senyawa NH3 dan BF3 dan beberapa reaksi yang melibatkan senyawa kompleks. Pada tahun 1932 ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam basa, sehingga dikenal adanya basa Lewis dan asam Lewis. Menurut konsep trsebut yang dimaksud dengan basa Lewis adalah suatu senyawa yang dapt memberikan pasangan electron kepada senyawa lain atau donor pasangan electron, sedangkan asam Lewis adalah senyawa yang mampu menerima pasangan electron atau akseptor electron (Sudarmo,2006).
Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang berarti masam. Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari – hari, seperti pada makanan dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula kita temukan di dalam lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi membunuh kuman.
  1. Sifat Asam
Untuk mengetahui suatu zat bersifat asam atau tidak, dapat dilihat dari sifat yang dimiliki oleh asam tersebut. Berikut ini akan beberapa hal mengenai sifat asam, antara lain :
·         Rasa Asam
Cuka merupakan salah satu asam yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Nama cuka dalam ilmu kimia adalah asam asetat (asam etanoat).
·         Mengubah Warna Indikator
Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan. Sifat inilah yang selanjutnya akan digunakan untuk mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa senyawa asam. Dengan menggunakan indikator. Indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus biru menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
·         Menghantarkan Arus Listrik
Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam dapat melepaskan ion–ion dalam larutannya yang mampu menghantarkan arus listrik. Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan semakin baik pula daya hantar listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang baik). Contohnya adalah asam sulfat yang terdapat pada aki mobil.
·         Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen
Asam bereaksi dengan beberapa jenis logam menghasilkan gas hidrogen. Logam magnesium, besi, tembaga dan seng merupakan contoh logam yang dapat bereaksi dengan asam sehingga menghasilkan gas hydrogen dan senyawa garam.
Reaksi :
Asam + LogamtertentuGaram + Gas Hidrogen
Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada logam yang sama, maka kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu disebabkan perbedaan kekuatan asam yang kita gunakan.
  1. Kekuatan Asam
Berdasarkan sifat kuat lemahnya asam, kita mengenal adanya asam kuat dan asam lemah. Kuat lemahnya suatu asam ditentukan oleh jumlah ion hidrogen yang terionisasi dalam larutan. Asam kuat adalah asam yang banyak menghasilkan air dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya), sedangkan asam lemah adalah asam yang sedikit menghasilkan ion dalam larutannya (terionisasi sebagian dalam larutan). Konsentrasi larutan berkaitan dengan banyaknya zat yang terlarut dalam suatu volume pelarut tertentu. Semakin banyak zat yang terlarut, konsentrasi larutan tersebut semakin tinggi (semakin pekat). Pada larutan encer terdapat sejumlah kecil zat terlarut dalam pelarutnya. Untuk menyatakan konsentrasi larutan lazim digunakan istilah molar (M).
  1. Peranan Asam dalam Kehidupan
Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Dalam bidang industri, asam banyak digunakan, antara lain dalam proses pembuatan pupuk, obat-obatan, bahan peledak, plastik, dan pembersihan permukaan logam-logam tertentu. Selain itu, terdapat beberapa asam organic yang digunakan sebagai pengawet makanan, seperti asam asetat, asam askorbat, asam propanoat, dan asam benzoat. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah. Meskipun asam adalah senyawa yang sangat berguna, tetapi asam juga dapat menyebabkan berbagai kerusakan karena sifatnya yang korosif. Salah satunya adalah peristiwa hujan asam yang akhir-akhir ini menimbulkan masalah lingkungan yang serius. Asam merupakan senyawa kimia yang mempunyai rumus senyawa kimia tertentu. Asam dapat ditemukan sebagai senyawa murni atau terlarut dalam pelarut tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai asam sebagai suatu zat yang terlarut dalam suatu pelarut tertentu (biasanya air) sehingga disebut larutan asam. Bila suatu asam terlarut dalam sejumlah besar volume air, maka kita katakana bahwa konsentrasi asam tersebut rendah atau disebut juga sebagai asam encer. Konsentrasi suatu asam meningkat seiring dengan semakin berkurangnya jumlah air yang melarutkannya.
Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Perhatikanlah bahwa rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa basa memiliki sifat – sifat khas sebagai suatu basa.
  1. Sifat Basa
Basa memiliki beberapa sifat yang dapat kita gunakan untuk pengidentifikasian. Beberapa sifat basa akan dipelajari berikut ini.
·         Pahit dan Terasa Licin di Kulit
Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada sabun tersebut. Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida. Selain terasa licin, basa pun memiliki rasa yang pahit. Akan tetapi, kamu tidak dianjurkan untuk memeriksa apakah suatu zat itu suatu basa atau tidak dengan cara menyentuh atau mencicipinya. Hal itu karena basa kuat bersifat korosif yang dapat menyebabkan tanganmu teriritasi dan terbakar.
·         Mengubah Warna Indikator
Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator sehingga dapat mengubah warna indikator tersebut. Basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna biru.
·         Menghantarkan Arus Listrik
Basa merupakan penghantar listrik yang baik, khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dlam air.
·         Menetralkan Sifat Asam
Salah satu sifat basa adalah meniadakan atau menghilangkan sifat suatu asam yang direaksikan dengan basa tersebut. Asam yang kita miliki akan berkurang sifat keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak asam. Apabila basa direaksikan dengan asam, maka akan membentuk garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi penetralan (netralisasi). Sebagai contohnya adalah kalsium hidroksida direaksikan dengan asam sulfat akan membentuk kalsium sulfat dan air.
Reaksi :
Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat Kalsium Sulfat + Air
Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 (aq) CaSO4 (aq) + 2H2O (l)
Kapur merupakan salah satu contoh dari basa yang dapat mengurangi tingkat keasaman tanah. Tablet obat sakit mag terbuat dari basa magnesium hidroksida, karena konsentrasi asam lambung yang terlalu tinggi dapat dikurangi dengan memakan obat sakit mag. Jadi, pada dasarnya konsentrasi asam pada suatu zat dapat kita kurangi dengan cara menambahkan suatu basa ke dalamnya.
Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yang dapat menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh, pembersih alat dapur yang ada di pasaran mengandung natrium hidroksida yang berfungsi membersihkan noda minyak atau mentega. Pembersih lantai mengandung ammonia yang dapat membersihkan debu.
  1. Kekuatan Basa
Basa dapat dibagi menjadi basa lemah dan basa kuat. Kekuatan basa sangat bergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat bersifat korosif. Ingatlah jangan menyentuh basa (murni ataupun larutannya) sembarangan. Contoh senyawa yang tergolong basa kuat adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2), sedangkan ammonia (NH3) tergolong sebagai basa lemah. Kaustik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Jadi, kita menggunakan nama kaustik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kalium hidroksida (KOH).
  1. Peranan Basa dalam Kehidupan
Basa dapat dengan mudah kita temukan, baik itu di rumah maupun di industri. Ketika kita membuat rumah, kita menggunakan semen. Semen dibuat dari basa kalsium hidroksida. Basa pun dapat kita temukan pada aneka bahan pembersih dan ketika membuat kue. Pada saat membuat kue, kita sering menambahkan baking soda agar kue yang kita buat mengembang. Baking soda merupakan suatu basa.
Untuk mengetahui harga pH suatu larutan dapat dilakukan dengan menggunakan pH-meter atau indicator. Alat pH meter merupakan suatu rangkaian alat elektronik yang dilengkapi suatu electrode kaca. Bila electrode kaca ini dimasukkan kedalam larutan akan timbul beda potensial yang diakibatkan oleh adanya ion H+ dalam larutan. Besar beda potensial ini ditunjukan dengan angka yang menyatakan pH larutan tersebut
Konsep pH
            Apabila suatu larutan memiliki (H+) sama dengan (OH-) walaupun bukan air murni larutan tersebut dikatakan netral. Asam adalah zat yang menyebabkan (H+) lebih besar daripada (OH-) sedang basa adalah zat yang menyebabkan (OH-) lebih besar daripada (H+). Dalam larutan asam kita anggap bahwa (H+) berasal dari asamnya, dan (H+) dari air diabaikan. Dalam larutan basa kita anggap bahwa (OH-) berasal dari basanya, dan (OH-) dari air diabaikan ( Kasmadi dan Luhbandjono,2006).
           















III.             METODE PRATIKUM

A.    Alat dan Bahan
1.      Alat-alat
a.       Tabung reaksi
b.      Cawan petri
c.       pH paper
d.      Kertas lakmus biru
e.       Kertas lakmus merah
2.      Bahan-bahan
a.       Alkohol
b.      Asam asetat
c.       Glukosa
d.      Fruktosa
e.       Asam sitrat

B.     Prosedur
Sejumlah tabung reakasi dan cawan petri diambil
    Masing-masing larutan alkohol, asam asetat, glukosa, fruktosa
dan asam sitrat diencerkan hingga 50%
Setelah itu masing-masing larutan tersebut diisi ke dalam
 tabung reaksi sebanyak 1 ml
Lalu masing-masing larutan diukur menggunakan pH paper
Hasil pengamatan dicatat dalam bentul tabel



IV.           HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
No.
Sampel
PH
Keterangan
Foto
1
50% alkohol
5,5
Asam
2
50% fruktosa
4
Asam
3
50% glukosa
4
Asam
4
50% asam asetat
2
Asam
5
50% asam sitrat
1
Asam

B.     Pembahasan
Dalam pratikum uji sifat asam dan basa kali ini, senyawa organik yang digunakan adalan alkohol, fruktosa, glukosa, asam asetat, dan asam sitrat
Untuk senyawa alkohol, alcohol mempunyai gugus fungsi R – OH .Alkohol mudah larut dalam air karena dapat membentuk ikatan hidrogen. Alkohol dapat bersifat asam. Semakin panjang ikatan  karbon  maka akan semakin besar pH-nya. Sudah jelas sekali bahwa alcohol adalah asam  lemah, karena perbedaan keelektronegatifan antara oksigen dan hydrogen pada gugus hidroksil, yang memampukan hydrogen lepasdengan mudah.Bila di dekat karbon hidroksi terdapat gugus penarik electron seperti fenil atau halogen, maka ke asaman meningkat.Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong electron seperti rantai alkana, keasaman menurun.Dari hasil pengamatan menggunakan pH meter, alkohol yang diamati memiliki sifat asam dan didapatkan pH sebesar 5.
Selain alkohol, pada pratikum uji sifat asam basa yang diamati adalah fruktosa. Fruktosa adalah adalah gula sederhana (monosakarida) yang ditemukan di banyak jenis makanan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa.Pada pratikum yang dilakukan, didapatkan pH sebesar 4sehingga fruktosa dikategorikan kedalam sifat asam.
Senyawa lain yang diamati adalah glukosa. Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.Trayek pH antara 5-7 (Petrucci, 1987) Dari hasil pengamatan, didapatkan pH sebesar 4 sehingga fruktosa masuk dalam sifat asam.
Selanjutnya adalah asam asetat. Asam asetat adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Dalam pengamatan, hasil pH-nya adalah 2 dan merupakan sifat dari asam.
Yang terakhir diamati adalah asam sitrat. Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan).Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis danjeruk purut). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat. Pada pratikum yang dilakukan, didapatkan pH sebesar 1 yang merupakan sifat dari asam.

















V.                KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Asam adalah  senyawa yang bila dilarutkan dalam air mengalami disosiasi membentuk ion hydrogen dan merupakan donor proton serta sebagai penerima pasangan elektron.
Basa adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air mengalami disosiasi membentuk ion hidroksida dan merupakan akseptor proton serta sebagai pemberi pasangan elektron.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap senyawa organik, didapatkan hasil sebagai berikut :
a.             Alkohol menunjukkan sifat asam dengan pH sesbesar 5.
b.            Fruktosa menunjukkan sifat asam dengan pH sebesar 4.
c.             Glukosa menunjukkan sifat asam dengan pH sebesar 4.
d.               Asam asetat menunjukkan sifat asam dengan pH sebesar 2.
e.                Asam sitrat menunjukkan sifat asam dengan pH sebesar 1.

B.                 Saran
1.               Seharusnya alat dan bahan sudah tersedia dengan jumlah yang cukup sehingga pratikan tidak harus bergantian dan menunggu dalam melakukan percobaan
2.               Pratikan harus lebih berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan dan kerusakan selama pratikum berlangsung.







DAFTAR PUSTAKA

Darjantodkk.1989.Ilmu Kimia Organik. UniversitasJenderalSoedirman, Purwokerto.
Fessenden Rale dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik dan Hayati.  ITB, Bandung.
Fessenden,R.J dan Fessenden,J.S.1983.Kimia Organik edisi Kedua. Erlangga,  Jakarta
Kasmadi dan Luhbandjono,Gatot.2006.Kimia Dasar II. Universitas Negeri Semarang,    Semarang
Sudarmo, Unggul.2006.Kimia untuk SMA Kelas XI. Phibeta,Jakarta
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Erlangga, Bandung.
Vogel. 1982. Analisa Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta.
Wilbraham, Antony dan Michael S.Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB, Bandung.